Sang Penakluk Konstantinopel dengan Sang Pengganti Status Hagia Sophia

 

        Sultan Mehmed II atau biasa yang di kenal dengan Sultan Muhammad Al-Fatih merupakan salah satu tokoh besar umat Islam yang berpengaruh di dunia dalam sejarah. Sultan Al-Fatih berhasil menaklukan kota Konstantinopel pada tahun 1453. Beliau menggantikan ayah nya sebagai Raja penguasa Utsmani yang berkuasa pada tahun 1444-1446 dan tahun 1451 – 1481. Mehmed II di kenal sebagai Raja yang sangat cakap dalam ilmu pengetahuan, matematika, mempunyai kepakaran dalam bidang kemiliteran, menguasai berbagai bahasa, serta sudah bisa menghafal Al-Qur'an. 


Sejak kecil Sultan Al-Fatih mendapatkan pendidikan yang cukup baik dari Sang Ayah Sultan Murad II yang sangat memperhatikan pendidikan anaknya agar menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Sultan Murad II menunjuk seorang ulama yang bernama Syekh Ahmad ibn Ismail al Qurani untuk menjadi guru Mehmed II mengajari berbagai ilmu pengetahuan serta agama islam yang sangat kuat melekat pada diri Al-Fatih.


Setelah Sultan Al-fatih menaklukan Kota Konstantinopel dan mengambil alih kepemimpinan, Al-Fatih mengubah Hagia Sophia yang sebelumnya adalah Basilika Ortodoks Menjadi Mesjid. Al-Fatih memerintahkan pembangunan ulang kota, juga membangun istana baru dan mengembalikan rumah rumah orang Yunani dan Genova serta memberikan jaminan keamanan. Al-Fatih juga memerintahkan pembangunan muslim, dan komersial dari sini kota berkembang menjadi cepat. Pada akhir masa kekuasaannya konstantinopel berubah menjadi ibu kota kekaisaran yang sangat megah. Selama berkuasa yakni 1451 masehi hingga 1484 masehi Al-Fatih telah membangun lebih dari 300 mesjid, 57 sekolah dan 59 tempat pemandian di berbagai wilayah di Utsmani.


Pada Rabiul Awal 1481 masehi, Al-Fatih menderita sakit namun dia nekat meninggalkan Istanbul untuk berjihad. Dalam perjalanan kondisinya semakin memburuk. Tenaga kesehatan dan obat sudah tidak lagi bisa menyembuhkannya. Sang Penakluk itu pun wafat pada usia 50 tahun di tengah pasukannya pada 3 Mei 1481 M atau 4 Rabiul Awal tahun 86 Hijriah.


Sebelum wafat, Muhammad Al Fatih mewasiatkan kepada keluarganya, khususnya Sultan Bayazid II agar dekat dengan para ulama, berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan menjaga agama untuk pribadi, masyarakat, serta kerajaan.





Comments